Edisi3 Kompetisiblog Trend demand wisatawan di bidang akomodasi


Kalau ngomongin tentang permintaan wisatawan, pasti ga ada habisnya dan selalu berubah seiring “mood”-nya. Semua ini tentunya karena need and want setiap orang pasti berbeda-beda. Untuk dapat memenuhi need and want itulah diperlukan kecepatan evaluasi terhadap trends pasar masa kini. Hal itu dibuthkan untuk membangun langkah promosi untuk memasarkan produk. Nah sekarang bisa kita intip sedikit foto dibawa ini :


Merasa kenal kan?
Yuph ini logo go green yang sekarang ini sering banget dilihat dimana-mana. Jadi begini, trend yang saat ini muncul sebenernya adalah ekowisata. Dimana ekowisata ini adalah salah satu bentuk perjalanan wisata yang bertujuan ke kawasan alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan serta kesejahteraan setempat (The Ecotourism Society : 2002). 
ekowisata.info
Dan saya rasa, untuk masa mendatang pun ekowisata masih diminati oleh para wisatawan. Karena dengan kesadaran akan lingkungan dan keinginan untuk memperbaiki kerusakan alam, maka dapat dipastikan bahwa trend ini akan tetap laris manis. Lagipula ini merupakan langkah awal yang baik untuk dijalankan.
Sekarang ini ada banyak sekali “anak buah” dari ekowisata. Sebut saja Green Tourism yang merupaka hasil adaptasi dari definisi dan prinsip ekowisata. Singkatnya Green Tourism ini merupakan ­perjalanan wisata ke suatu tempat dimana flora, fauna dan warisan budaya sebagai tujuan utama. Contohnya Amanjiwo

Amanjiwo ini merupakan hotel yang menjual panorama keindahan alam dengan nilai magis dan mistis karena diapit oleh 4 gunung berapi dan pemandangan bukit yang indah. Selain itu juga Amanjiwo menawarkan keintiman pelayanan jasa yang luar biasa. Untuk pelayannya disediakan yang benar-benar Jawa asli dengan aktivitas desa seperti menanam padi di sekitaran lobby hotel. Makanan yang disajikan pun sudah diobservasi lebih dahulu oleh pihak Amanjiwo sehingga mereka menyajikan makanan yang kita sukai atau yang sering kita makan. Hal yang seperti inilah yang termasuk dalam Green Tourism, karena Amanjiwo menjual kamar dengan keindahan flora serta warisan budaya Jawa.
Berikut ini adalah Green Globe yang serupa tapi tak sama dengan Green Tourism karena ini lebih condong ke agenda 21 (Stancliffe, 1995 dalam Mowforth & Munt, 1998) mengenai program Global Environmental & Societal Sustainability Certification untuk Travel dan Tourism. Kata ibu Eka Paramita (Dosen Pengantar Pariwisata Internasional di SAK) bahwa pengakuan dari Green Globe inilah yang dicari oleh para wisatawan. Jika sebuah hotel mempunyai logo (seperti dibawah ini)
www.greenglobe.com
Maka akan sangat besar sekali dampaknya untuk jumlah pengunjung wisatawan internasional yang sudah memahami betul Green Globe. Sudah banyak wisatawan yang menuntut hotel andalannya untuk mendaftar ke Green Globe walau persyaratan dan pengakreditasinya cukup sulit. Namun manfaat yang didapat sangatlah besar sehingga sudah selayaknya hotel—hotel mendaftar sebagai membership dari Green Globe ini. Lagipula untuk kedepannya, seperti yang sudah saya bilang diatas, apapun yang berhubungan dengan “green” maka akan berlangsung lama, sehingga untuk masa mendatangpun permintaan ini akan semakin banyak.
Berikutnya adalah cultural tourism. Dari judulnya saja sudah budaya, jadi cultural tourism adalah wisata budaya dimana kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai budaya yang dipakai tempat akomodasi yang akan wisatawan kunjungi. Alangkah lebih baiknya jika kita memberikan education experiences. Contohnya Amanjiwo yang saya sebutkan diatas, ada pegawainya yang menanam padi. Nah dari situlah para tamu bisa diajarkan cara menanam padi. Minimal mereka dapat melihat step by step dari penanaman padi. ­­­­ ­Selain itu ada lagi new trends yang berdasarkan jenis akomodasinya, yaitu wiasatawan dewasa ini mencari akomodasi yang sederhana. Sebut saja di Indonesia ada Kampung Sampireun. Dapat dilihat berikut ini :
Indah bukan? Peminat dari kampung sampireun ini tidaklah sedikit lho. Tapi cukup banyak dan cukup terjaga lokasinya. Selain itu suasana yang benar-benar pedesaan menambah poin plus akan permintaan pasar yang ingin kesederhanaan. Tetapi perlu diingat bahwa disana kentalnya budaya membuat kemewahan kota bukan tempatnya di Sampireun tersebut. Televisi pun baru sekarang-sekarang ini dijadikan
Untuk yang selanjutnya ada Mass tourism. Mungkin ada yang belum mengetahui mengenai mass tourism. Jadi pengertiannya adalah wisata dengan anggota rombongan dalam jumlah banyal/grup (Sunarno, 1995, 121).  Untuk jenis permintaan dari Mass Tourism adalah wisata MICE yang sedang berkembang saat ini.  MICE sendiri merupakan singkatan dari Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition yang menawarkan bisnis wisata dimana para wisatawan ini sambil melakukan pekerjaannya. Dan saya yakin akan banyak pemintaan dari MICE ini karena jaman sekarang seringkali para pembisnis pergi kesana-kemari untuk pekerjaannya. Sebenarnya akan lebih seperti penghargaan atau imbalan dari kerja keras kita dengan melakukan MICE tersebut. Karena Indonesia, contohnya, memiliki potensi insentif yang luar biasa jika dilihat dari potensi pariwisata.
Menurut  saya pribadi, masih banyak trend demand yang bisa dibahas, namun poin-poin diatas adalah yang bagi saya sanagt dominan dan berkelanjutan. Sebelum saya akhiri ada sebuah ungkapan dari Rio Summit yang saya suka kalimatnya, yaitu :
Human beings are the centre suistanble development. They are entitled to a healthy and productive life in harmony with nature
Sponsored by :



ceritaku untukmu by : @maryaulfah_bude

0 komentar:

Posting Komentar