PENGERTIAN ENVIRONMENTAL SCANNING
·
Menurut
Hunger dan Wheelen (2000:53-54) : Environtmental
scanning is monitoring, evaluating and disseminating of information from the
external and internal environment to key people within the corporation. A
corporation uses this tool to avoid strategic surprise and to ensure its long
term health.
·
Menurut
Aguilar (dalam Choo, 2001) : Environtmental
scanning is the acquisition and use of information about events, trends,
relationships in an organization’s external environtment, the knowledge of
which would assist management in planning the organization’s future caourse of
action.
·
Menurut
Wright, Kroll & Parnell (1998:31) : Environtmental
scanning is the gathering and analysis of information about information trends.
Dari beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Environtmental
Scanning merupakan suatu proses
pengambilan
keputusan, analisis, penguraian
informasi dan bagaimana organisasi menggunakan informasi eksternal perusahaan
yang melibatkan sejumlah orang yang berada di perusahaan. Fahey dan Narayanan (dalam
Morrison, 1992) berpendapat bahwa environmental
scanning yang efektif seharusnya dapat membantu pembuat keputusan
mengetahui perubahan potensial yang terjadi di lingkungan eksternal mereka. Environmental scanning menyediakan
penyelidikan strategik yang berguna dalam pemilihan keputusan strategi.
Konsekuensi
dari aktivitas ini adalah bertambahnya pemahaman akan dampak dari
perubahan terhadap organisasi, membantu meramalkan, dan membawa harapan
perubahan yang baik dalam pembuatan keputusan.
TUJUAN
DARI ENVIRONMENTAL SCANNING
Dari berbagai
literatur yang ada, pada umumnya sebuah organisasi melakukan environmental scanning dengan tujuan
untuk :
§
Memahami
perubahan kekuatan lingkungan, sehingga mereka mampu menempatkan diri dalam
persaingan masa mendatang.
§
Menghindari
keterkejutan, identifikasi peluang dan ancaman, mencapai keunggulan kompetitif
dan mengembangkan perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.
§
Untuk
meningkatkan kesadaran para manajer tentang kemampuan potensial yang
berpengaruh penting pada lingkungan industrinya dan mengidentifikasi ada
tidaknya peluang dan ancaman di sekitar lingkungan.
§
Untuk
menghindari keterkejutan strategi dan menjamin kesehatan jangka panjang
perusahaan.
EXTERNAL ENVIRONTMENTAL
Proses analisis
lingkungan external harus dilakukan dengan dasar yang berkelanjutan. Proses ini
meliputi empat kegiatan, yaitu :
o
Scanning
: mengidentifikasi tanda-tanda awal perubahan lingkungan dan tren.
o
Monitoring
: menemukan arti melalui observasi secara terus-menerus terhadap perubahan
lingkungan dan tren.
o
Forecasting
: membuat proyeksi perkiraan hasil berdasarkan perubahan dan tren yang
dimonitor.
o
Assessing
: menentukan waktu dan arti penting perubahan lingkungan dan tren terhadap
strategi dan manajemen perusahaan.
Dalam lingkungan external terdapat lingkungan
umum (general environtment) atau bisa
kita sebut lingkungan masyarakat (societal
environtment), dan lingkungan industri (industry
environtment) atau bisa kita sebut lingkungan tugas/industri (task/immediate environtment).
·
Lingkungan
umum (general environtment) meliputi
:
a.
Faktor
ekonomi : mencakup pertumbuhan, distribusi Y, tabungan, utang dan kredit
b.
Faktor
sosial : mencakup nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan
c.
Faktor
politik dan hukum : mencakup aturan-aturan bisnis dan kelompok kepentingan
d.
Faktor
teknologi : mencakup perubahan teknologi, peluang inovasi dan anggaran litbang
e.
Faktor
demografi : mencakup pertumbuhan penduduk perubahan komposisi umur & etnis,
pendidikan, migrasi, dan perubahan menuju pemasaran mikro
·
Lingkungan
indsutri (industry environtment)
meliputi :
a.
Ancaman
pendatang baru (new entrans) :
pendatang baru membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar
serta barangkali memiliki sumber daya lebih besar, akibatnya harga menjadi
turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi profitabilitas/kemampulabaan.
b.
Pemasok
(suplier) : kekuatan pemasok
tergantung pada jumlah karakteristik situasi pasar dan pada tingkat
kepengtingan relatif penjualan dan pembeliannya dalam industri dibandingkan
dengan keseluruhan bisnisnya (Pearce II dan Robinson, 1997)
c.
Pembeli
(customer) : pembeli atau pelanggan
merupakan suatu hal yang sangat berharga untuk perusahaan, oleh karena itu
manajer harus mampu mengamati perubahan perilaku konsumen. Pembeli biasanya
sangat selektif sehingga jika mereka mempunyai informasi lengkap tentang
permintaan, harga pasar dan biaya pemasok maka posisi tawar menawar pembeli
bertambah kuat. Perusahaan haruslah memperbaiki posisi strategisnya agar bisa
memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli.
d.
Produk
subtitusi (subtitution product) :
produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga
pagu (ceiling price) yang dapat
diberikan oleh perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang
ditawarkan maka makin ketat pembatasan laba industri. Barang pengganti yang
mendapat perhatian besar adalah produk yang mempunyai kecenderungan harga atau
prestasi yang lebih baik dari produk industri dan dihasilkan indsutri berlaba
tinggi (yang dapat menyebabkan penurunan harga atau peningkatan prestasi).
e.
Pesaing
(competitor) : pengetahuan mengenai
pesaing perusahaan sangatlah penting, sebab jika suatu peusahaan mampu
menganalisis pesaingnya, maka perusahaan tersebut dapat menentukan posisinya
dalam persaingan. Ada 3 macam pesaing yang akan kita temui. Pertama pesaing
generik, yaitu pesaing yang menampilkan produknya dengan cara-cara yang berbeda
dalam memuaskan keinginan konsumen. Kedua pesaing bentuk produk, yaitu pesaing
yang menampilkan produknya dalam bentuk yang berbeda. Terakhir pesaing merk,
yaitu pesaing yang menampilkan produknya dalam merk yang berbeda.
Adapun analisis
external juga dibahas dengan model lingkungan industri yang merupakan model 5
kekuatan bersaing yang dikemukakan oleh Michael E. Porter (1996:22). Model ini
adalah strategi bisnis yang digunakan untuk melakukan analisis dari sebuah
struktur industri. Analisis tersebut dibuat berdasarkan 5 kekuatan kompetitif
(Five Forces Model Porter) yaitu :
1.
Masuknya kompetitor (Threat of New Entrants). Bagaimana cara yang mudah atau sulit untuk kompetitor baru untuk mulai
bersaing industri yang sudah ada. Ancaman kompetitor baru tergantung
pada skala ekonomi, modal untuk investasi, akses untuk distribusi, akses
teknologi, brand loyalty (apakah pelanggan setia dengan brand tertentu) dan
peranturan pemerintah
2.
Ancaman produk atau Jasa
pengganti (Threat of Subtitute Product or
Services). Cara mudah masuknya produk atau jasa yang
dapat menjadi alternatif dari produk atau jasa sudah ada, khususnya yang dibuat
dengan biaya lebih murah. Ancaman dari produk, jasa pengganti tergantung
pada kualitas, keinginan pembeli untuk beralih ke produk jasa pengganti,
harga dan performa dari produk jasa pengganti, dan biaya untuk beralih ke
produk jasa pengganti.
3.
Daya tawar dari pembeli (Bargaining Power of Buyers). Bagaimana kuatnya posisi pembeli. Pembeli mempunyai kekuatan untuk
menentukan kemana dia akan melakukan transaksi. Daya tawar pembeli tergantung
pada konsentrasi dari pembeli, diferensiasi dari produk, profitabilitas
pembeli, kualitas dari produk dan servis serta perpindahan biaya.
4.
Daya tawar dari pemasok (Bargaining Power of Supplier). Bagaimana kuatnya posisi penjual. Apakah ada banyak supplier atau hanya
beberapa supplier saja, bisa jadi mereka memonopoli supply barang. Daya tawar
supplier tergantung pada konsentrasi dari supplier, brand,
profitabilitas supplier, pemasok masuk ke dalam industri, kualitas dari produk
dan servis serta perpindahan biaya.
5.
Persaingan diantara pemain yang
sudah ada (Relative Power of Other
Stakeholders).
Bagaimana kuatnya persaingan diantara
pemain yang sudah ada. Apakah ada pemain yang sangat dominan atau semuanya sama.
Persaingan di antara pemain yang sudah ada tergantung pada struktur dari
kompetisi, struktur dari biaya di industri, tingkat diferensiasi produk,
perpindahan biaya, tujuan strategis dan ketika hambatan untuk meninggalkan
industri semakin tinggi maka persaingan akan semakin besar.
INTERNAL
ENVIRONTMENT
Lingkungan internal meliputi :
o
Stuktur
organisasi (Organization structure) :
struktur menggambarkan bagaimana pekerjaan/tugas-tugas dibagikan dan bagaimana
kegiatan-kegiatan anggota organisasi dikoordinasikan. Semakin sesuai struktur
organisasi dengan yang telah dijalankan, samkin mudah mengimplementasikan
strategi.
o
Budaya
organisasi (Organization cukture) :
didefinisikan sebagai sistem norma, sikap, nilai-nilai kepercayaan dan
kebiasaan yang tercermin dalam tingkah laku anggota organisasi. Budaya
perusahaan melibatkan bagaimana orang berpikir dan bertindak sebagai anggota
organisasi dan dapat menjadi kekuatan utama apabila konsisten dengan strategi
organisasi.
o
Sumber
daya organisasi (Organization Resource)
: didalamnya ada harta, persaingan, proses, keterampilan dan pengetahuan yang
dikontrol oleh perusahaan. Sumber daya akan menjadi kekuatan apabila dimiliki
oleh perusahaan dengan kemampuan kompetitif (competitive advantage).
Sumber
daya adalah suatu kelemahan jika merupakan hal yang dilakukan perusahaan dengan
buruk atau tidak memiliki kapasitas untuk melakukan sesuatu meskipun pesaingnya
memiliki kapasitas tersebut. Barney,
dalam analisis kerangka VRIO (VRIO
framework) mengajukan 4 pertanyaan untuk mengevaluasi sumber daya andalan
setiap perusahaan :
1.
Nilai
(value) : apakah hal ini menentukan
keunggulan bersaing?
2.
Kelangkaan
(rareness) : apakah kompetitor lain
memiliki ini?
3.
Kemampuan
dapat ditiru (imitability) : apakah
mahal untuk ditiru orang lain?
4.
Organisasi
(organization) : apakah perusahaan
diorganisir untuk mengeksploitasi sumber daya?
Banyak
hal yang bisa dilakukan untuk mencapai keunggulan bersaing. Antara lain,
pendapat yang yang sering muncul adalah dengan menemukan dan mengembangkan
suatu core competency atau kompetensi inti. Kompetensi berkaitan
dengan skill, knowledge dan teknologi
know how yang memberikan keunggulan
khusus pada poin tertentu dari rantai nilai yang apabila digabungkan dengan “strategic process” akan menggabungkan
rantai membentuk “core capability”
(Crown, 2002).
Pengamatan
dan penganalisaan lingkungan eksternal
terhadap peluang dan ancaman tidaklah cukup untuk menentukan keuntungan
bersaing (competitive advantage)
sebuah organisasi. Seorang analis harus juga mengamati lebih jauh mengenai
bagaimana perusahaan tersebut dapat mengindentifikasi faktor-faktor strategi
internal—Kekuatan dan kelemahan
yang mungkin untuk dapat
ditentukan jika sebuah perusahaan akan
dengan mudah mengambil keuntungan dari peluang yang ada untuk menghindar dari ancaman.
Pengamatan internal ini seringkali digunakan sebagai petunjuk oleh seorang analis organisasi dan dilibatkan
dengan mengidentifikasi dan membangun sebuah sumberdaya yang dimiliki sebuah
organisasi.
Dua
karakteristik yang menentukan kesatuan ketahanan perusahaan dalam
mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) : Durabilitas
dan Imitabilitas.
Durabilitas adalah tingkat yang menunjukkan
daya tahan sumber daya dan perusahaan menjadi berkurang atau ketinggalan jaman.
Imitabilitas adalah tingkat yang menunjukkan
daya tahan sumber daya dan kemampuan perusahaan (yang diutamakan) dapat
diduplikasikan/ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain.
Hasil tersebut mampu
mengembangkan sumberdaya dalam mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive
advantage), yang meliputi :
1.
Transparansi, kecepatan perusahaan pesaing
untuk memahami hubungan sumber daya dan mendukung sukses perusahaan.
2.
Transferabilitas, kecakapan para pesaing untuk
mengumpulkan sumber daya dan dukungan tantangan bersaing.
3.
Replikabilitas, kecakapan pesaing untuk
menggunakan sumber daya dan meniru kesuksesan.
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
www.arenakartu.cc
100% Memuaskan ^-^