Skripsi dan sidang, semua itu pasti bikin pusing juga stress mahasiswa mahasiswi. Dan satu tambahan lagi yaitu revisi setelah sidang yang pastinya membuat mahasiswa berpikir ulang, meskipun lega karena sudah melewati sidang. Tapi siapa sih yang ga mau nyantai setelah sidang? Dan aku termasuk salah satu yang bisa bersantai karena sidang skripsiku tanpa revisi.
Sebagian besar orang bilang :  "Enak yaaah ga ada revisi. Gimana sih caranya?" Untukku, aku ga tau sama sekali bagaimananya. Cuma untuk proses skripsiku, aku masih ingat betul. Yang aku yakin proses kita berbeda.
Saat penyusunan skripsi menjelang sidang penelitian, laptopku mati. Ga mau nyala. Tewas gitu aja. Mau pinjem yang lain, pastinya dipake juga dong. Secara sama-sama nyusun. Jadi aku menggunakan barang yang ada, yaitu smartphone yang aku punya. Instal office pro lalu mulailah aku ngetik di layar kecil Galaxy Young GT S5360. Tulisannya kecil-kecil, ya emang karena layarnya kecil juga kali. Bentuknya jelas ga senyaman saat ngetik di laptop atau komputer. Setiap ada waktu diusahain ketik. Setiap ada kesempatan digunain mikir.Pokoknya skripsi ini harus bisa dikerjain dengan benar.
Enaknya saat skripsi tuh jadwal kuliah ga tentu. Masih bisa wara-wiri diluar sana. Datengin lokasi penelitian yang sangat ku suka, stasiun kereta. Simpel sih kenapa pilihan jatuh ke PT. Reska Multi Utama Bandung (anak persero PT. KAI). Karena aku ga tau hotel mana yang bisa nerima anak skripsian kayak mahasiswi bau kencur ini. Channel orang dalem ga banyak. Semua usaha sendiri. Ya satu hal yang aku pahami, kekuatan relasi itu menentukan guys. Soalnya saat aku dateng sendirian kemudian ga kenal siapa HRDnya, siapa manajernya, siapa CEOnya, itu ibarat aku ini kucing yang mau neduh dirumah manusia sebentar tapi banyak pintu yang menolak. Perumpamaan yang jelek, well memang haha. Padahal kalau aja mereka ngijinin, bisa ada simbiosis mutualisme dimana mahasiswa menerapkan teori dari timbunan buku yang udah dipelajari sedangkan si hotel bisa mengajarkan mahasiswa tsb sekaligus mengambil terapan teorinya yang bisa saja policy baru. Kemudian nyeletuklah adik kelasku bernama Regiyan mengatakan bahwa PT. Reska Multi Utama ini bergerak di bidang katering dan supply makanan ke kereta. Tanpa pikir dua kali, aku datengin kantor pusatnya.
Surpriseee si bapak HRDnya memberikan ijin. Ga perlu nunggu banyak administrasi yang meribetkan hanya perlu ngasih surat ke HRD sananya. Aku berencana akan ambil lokus ini untuk skripsiku. Yang ternyata ada Elvo Rizky E.A dan Edwin Stefanus yang ikut serta. Setelah rundingan panjang lebar kali tinggi, aku akan ambil marketing, Elvo ambil HR dan Edwin ambil produk. Maka kita bertiga inilah yang sering menyambangi PT Reska. Lokasinya dibelakang stasiun Kota Bandung. 
Setiap balik dari sana disempetin kuliner. Mie ayam deket stasiun, bakso gede yang di gerbang pintu stasiun bagian dalam, soto ayam kampung, dan tentunya primadona makanan di PT Reska Multi Utama yaitu nasi goreng hehe. Soto ayam kampung disana enak banget loh, suer deh. Dan ada waktu dimana aku nyempetin waktu ke Rumah Sakit Santosa buat berobat karena ada jadwal test ini lah rontgen itulah, pokoknya riweuh. Aku sempet juga pas lagi menunggu HRD dan Marketing PT Reska Multi Utama itu pas lagi jadwal cek darah. Tangan nyut-nyutan. Panas terik. Milih makan di Paskal. Yang katanya 1100 menu ternyata lokasinya nun jauuuuuh di ujung paskalnya. Kalau jalan yaa lumayan capek. Lucunya lagi, kami sungguhan jalan kaki. Soalnya waktu itu aku ditemenin sama Elvo, Dewi dan Edwin juga kesananya.
Skip tentang makan, lanjut ke Skripsi ini. Aku melewati banyak tahap. Melewati banyak revisi sana-sini. Ada satu waktu aku pas-pasan sama Pak Ganef, dosen marketing yang pernah aku tanya juga tentang MOV. Dia ngeledek ceritanya, bilang kalau misalnya aku ketemu dia diruang sidang, skripsi aku tuh mau dia keplek-keplek (oh God pemilihan bahasa gue, hmm semacam membuat si skripsweet dikibas-kibas buat kipasan gitu deh). Intinya dia bilang, "Kalau gue ketemu lu, kertas skripsi lu gue angkat tinggi-tinggi sambil bilang : Apaan nih, gue ga ngerti. Lu ulang aja!" katanya sambil cengengesan. Aku cuma jawab "Silakan aja lah Pak. Doa gue sih ga ketemu lu ntar." Dosennya kan gaul jadi bahasanya aja gue-elu. Maka berlalu lah aku dari hadapan dosen rada-rada itu (hehe peace ahh Pak). By the way, karena kadang dia nyolotin, aku ga sengaja ketemu dia di lift. Pas dia mau keluar, dengan polos aku tutup lagi liftnya dan pencet angka lain biar liftnya bergerak :D
Selama proses itu kami disibukin juga sama project bikin hotel plus bikin restoran sampai dibuat sedetail mungkin. Project itu bisa jadi menambah beban kami. Bisa jadi pelarian kami juga. A little escape from skripsweet. Maka kami berbarengan mengerjakan hal itu, soalnya sekelas dibagi dua kelompok. Aku kebagian kelompok hotel. Jadi kami memilih untuk membangun kembali hotel yang sudah ada. Bukan membuat hotel baru karena kami tidak tahu policy pemerintah gimana, perijinan gimana, dan tektek bengeknya. Hari presentasi tiba. Deg-degan luar biasa. Dosen-dosen ahli diundang untuk lihat rancangan kita. Dari semua aspek ada penilaiannya. Keuangan, Marketing, HRD, dan Productnya. Pintar ngeles dalam menjawab membantu kami cukup banyak. Hufftt satu hari sibuk terlewati.
Menjelang detik-detik pengumpulan skripsi, sekitar 3 bulan sebelum lah, aku ada masalah internal yang bikin drop banget. Sampai ga bisa makan, ga bisa minum, susah tidur. Sempet juga malah ga ngampus seminggu. Mau jadi apa coba?! Ckckckck. Tapi sekarang sih bersyukur masa itu udah lewat. Imbasnya, dulu untuk bisa makan, diajak makan terus jam berapapun. Kuliah pagi, siang bersihin kosan, sore main, malem makan, subuh pulang, tidur sampai jam 6 pagi, aktivitas lagi. Kayak ga pernah tidur. Nonton film marathon. Dan inget banget lah itu lagi puasa. Jadi buka dan sahur jarang dikosan. Formasi tetapnya ada aku, Elvo, Edwin dan Sabrina. Ada beberapa kali sahur sendiri dikosan masing-masing, ujungnya pasti diantara kita ada yang ga sahur. Jadilah kita sahur dan buka selalu bareng.
Support dari kawan deket selalu memacu semangat untuk nerusin skripsi sampai kelar. Ada Wiwi yang saingan sehat untuk sama-sama cepet lulus. Ada Elvo yang selalu sharing cerita. Ada Sabrina yang selalu menyediakan tempat kalau kita ngumpul. Ada Edwin yang keren olah data SPSS langsung valid dan reliable. Ada Puji yang semangatin dari jauh. Orang-orang yang berharga dan sangat membantu banget pas skripsi ada banyak, bener-bener ga cukup disebutin satu per satu apalagi hanya mengucap terimakasih. Tapi aku yakin Tuhan membalas kebaikan mereka :) AMIN.
Singkat cerita, saat menjelang hari H sidang, yang terdaftar hanya Wiwi, Edwin, Dewi, Sabrina tanpa Elvo. Karena Elvo memilih untuk yang sidang kedua. Aku menjalani hari seperti kalong. Makin sedikit tidurnya. Makin banyak pikirannya. Stress. Bingung. Gak Pede.Campur aduk. Kalian yang pernah melewati masa itu pasti tahu.
Dan eng ing eeengggg, hari H datang. Aku dapat di hari kedua. Hari pertama ada pembukaan sidang gitu, selesai pembukaan itu giliran Wiwi. Ini pun masuk dalam celetukan kami dulu. Wiwi berharap kalau sidang dapet yang pertama, sedangkan aku mending yang kedua. Tentunya ada alasan dibalik semua itu. Wiwi ga suka menderita nunggu, pengen yang pertama biar langsung lega meskipun deg-degan. Aku? Mending ada tumbal dulu, yaaa tapi aku ga suka nunggu juga. Jadi lebih milih yang ronde kedua, dan dapet kejadian deh di hari kedua.
Selesai upacara pembukaan, Wiwi jalan ke ruang sidang. Sedangkan kami yang saat itu peserta sidang juga, malah foto-foto. Bikin video buat ngucapin selamat lebaran, padahal lebarannya masih setengah bulan lagi, haha. Bersenang dahulu sebelum jadi pendiam nanti pas disidang :p
Sekitar dua jam kemudian, aku nunggu Wiwi keluar ruang sidang. OMG dia pucet banget. Meluk aku erat dan bilang dia selamat karena ada pembimbingnya didalem sebagai Pimpinan Sidang. Kita turut suka cita. Woah satu beban Wiwi hilang sudah. Tinggal aku besok entah gimana nasibnya. Seingatku, sorenya kami tetep buka puasa bersama dengan formasi tetap. Elvo berulang kali bawel jangan sampe kita begadang karena besok hari H aku. Sabrina sama Edwin dapetnya hari Jumat. Penghujung sidang gitu, jadi ada waktu dan menurutku sih makin jiper aja. Kebayang ga sih dengerin semua anak sidang yang baru keluar ruangan, hiiiiyyy. Tapi pada implementasinya sih, aku dipulangin subuh selesai sahur. Aku yang ga bisa tidur lagi karena kepikiran gimana entar, jadinya cuma belajar baca-baca kemudian buang lagi aja serakan kertasnya. Makin dibaca makin lupa gini, mending pasrah.
Aku sidang jam 10, dari jam 8 aku udah didepan ruangan. Asik dengan laptopku yang luar biasa, karena dia sembuh hanya pas sidang aja loh, mantap kan? Aku duduk dengan beberapa mahasiswa yang sama menunggu waktu sidang. Sampai datanglah godaan pertama. Pak Andre datang dan say hi lalu dia ledek-ledekin aku yang masih aja baca materi. Senyum jadi perisai utamaku. Nyengir jadi jawabanku. Bahasa udah lu gue sama Pak Andre, bikin beberapa anak noleh ke arahku. Heran kali mereka. Ga ngurusin juga sih. Dan datanglah godaan kedua, ketua  prodi aku. Dia nyemangatin dan bilang harus nurut sama penguji, jangan ngebantah. Kalau salah harus akuin salah. Asal ga ngejiplak mah santai aja. Kalian tahu, kalimat yang di bold itulah mungkin yang jadi penyelamatku.
Datang lagi satu dosen, Pak Ganef, yang udah diceritain sebelumnya. Dia keluar dari ruang sidang dan langsung duduk disebelahku. Nunjuk-nunjuk slide presentasiku, sambil bilang "Lu bikin apaan sih? Ga lulus loh kalau kayak gitu", dan keperawakan Pak Ganef ini emang serius, lagi-lagi bikin orang noleh ke kami. "Apus aja udah, ga beres bikinan lu." Lanjutnya lagi terus pergi gitu aja setelah aku balas, "Yaudah biarin aja, weeek." Selepas dia masuk ke ruangan lagi, mahasiswa itu pada nanya sama aku deh jadinya. Kenapa aku dibilang gagal, dibagian apa yang dibilang salah. Terus dengan geleng-geleng aku cuma bilang jangan percaya sama dosen stress. Tapiii, si dosen ini balik lagi, ngerecok lagi, ngerusuh lagi.
Daaaan, eng ing eeeeenggggg *tepuk tepuk drum* Ternyata Pak Ganef ini jadi pemimpin sidang aku. Well, did you know? Aku di bully. Penguji bilang mumpung puasa makanya mau baik sama aku. Pak Ganef bilang aku ga bikin dia paham apa yang dibahas. Terus dinyatakan ga lulus. Pas diruang sidang yaaa atmosfernya beda, eh dibilang gitu. Keluar ruang sidang langsung peluk Dewi sambil ngoceh berulang tentang : "Tau gitu gue kunciin lagi di lift itu orang", sampe menitikan airmata, hehehe. Kalau diinget ya lebay. Tapi ya lega. Tapi gimanaaa gitu. At least itu tinggal nunggu seminggu lagi mengenai hasil keputusannya. Leha-leha lagi, Nyemangatin yang mau sidang. Termasuk Edwin, Dewi dan Sabrina. Beserta teman lainnya.
Yudisium tiba, pas seminggu setelahnya. Mau nangis banget. Takut, deg-degan. Hari ini jelas kita bakal tahu lulus apa engga. Aku nunggu dengan khawatir. Begitupun yang lainnya.Kami didudukan per program studi. Saling pegangan tangan. Asli dag dig dug. Satu per satu nama disebutin, makin memuncak saat jurusan aku dipaparin hasilnya. Daaaannnn, kami semua peserta sidang pertama dinyatakan LULUS semua! Yeaaaayyyy, kami terharu.
Tahap selanjutnya (pernah ngeh ga sih ternyata skripsi itu prosesnya lebih panjaaaang daripada kuliahnya) adalah nunggu pengumuman apa saja yang harus di revisi. Pas lagi jalan ke bagian administrasi, aku disalamin oleh Edwin, "Selamat ya De, beruntung banget sih lu." Aku sukses melongo. Apaan sih yang beruntung? Sampai aku lihat sendiri bagaimana nama keberuntungan yang dimaksud Edwin. Papan pengumuman, tentang revisi. Namaku satu-satunya yang kosong. Tanpa apapun dikolom yang perlu di revisi.
Aku langsung dapat beberapa ucapan. Intinya selamat aku sangat beruntung tinggal kumpulin skrispinya aja tanpa perlu di apa-apain. Aku bengong sekali lagi. Entah kenapa aku justru merasa ini bukan kelulusan yang sesungguhnya. Bagaimana mungkin ada skripsi tanpa revisi? Ini mimpi. Kalaupun nyata, berarti ada kesalahan disini. Ada yang ga bener, ada yang ga wajar.
Segera aja aku cari orang-orang yang ada diruangan waktu aku sidang. Penguji dan pemimpin sidang. Diperjalanan aku ketemu sama pembimbing aku, aku tanyain kenapa bisa begini. Bukannya nenangin dia justru bilang ada yang salah kali. Dan makin was-was aja aku dengernya. Seketika aku nyariin dimana penguji aku. Setelah keliling kesana kemari, aku ketemu sama Pak Alex, salah satu pengujiku. Aku tanyain kenapa bisa aku ga ada revisi, dan dia bilang : "Loh bukannya bagus ya? Kamu kan tinggal nyantai." Aku cuma bisa menyuarakan kalimat "Tapi Pak," yang menggantung di udara. Selanjutnya aku nemuin Pak Ganef, a.k.a pemimpin sidang aku. Seperti biasa dia nyengir dan bilang seharusnya aku dapat 7 revisi, dimana kalau sampai angka segitu ya aku ga lulus. Karena mereka kasihan jadinya malah aku ga usah revisi aja. Sumpah ya kalimat si Bapak itu mendengung terus. Entah ada kalimat metafora atau engga didalamnya. Karena seolah aku ga lulus. Maksudnya kami sudah dikatakan lulus, tapi tentu aja belum valid, masih bisa ditarik gelarnya jika ada bukti yang bikin lulusnya ga sah. Lagipula kalau dipikir-pikir, misalnya harusnya ada 7 revisi, kenapa ga ada jejaknya sama sekali?
Aku makin galau gara-gara hal ini. Tidak tahu harus apa. Beberapa sudah aku rapihin skripsinya. Aku lihat yang lainnya revisi dan minta tanda tangan penguji, bukti bahwa sudah melakukan tugasnya. Sedangkan aku? Aku cuma tinggal kumpulin tanpa perlu tanda tangan penguji lagi. Menjelang batas pengumpulan, aku ketemu satu orang yang ga direvisi juga. Anak dari jurusan lain tetapi aku kenal baik. Dia tergolong anak yang rajin dan cerdas. Kalau dia ga revisi sih jelas aja, wong pinter kok. Eh, tunggu dulu, berarti aku juga bisa aja memang ga revisi sungguhan. Bukan merasa pinter, tetapi aku bukan satu-satunya yang tanpa skripsi. Wow! Kali ini aku agak lega. Aku langsung ke tukang print, karena aku ga bisa print sendiri. Lalu minta di jilid sama Abang fotocopy yang udah aku kenal, Om Kibo. Berhubung kenal, punyaku lebih diutamain, sesuatu yang menguntungkan juga sih hehe.
Setelah direnungin, mungkin aku dapat keberuntungan ini dari doa orangtua, doa temen-temen, doa pembimbing, dan nurut apa yang dia ucapain.
Dia nyemangatin dan bilang harus nurut sama penguji, jangan ngebantah. Kalau salah harus akuin salah. Asal ga ngejiplak mah santai aja
Sampai hari ini, detik ini, aku bersyukur atas itu semua. Semoga kalian yang baca ini, yang akan menghadapi skripsi, akan mendapat keberuntungan ini. Ucapan adalah doa :)
Hai, sudah lama juga aku ga post disini. 
Karena kebetulan kesibukanku adalah berkutat dengan license software dan karena aku kerja dengan Microsoft, maka kali ini pembahasannya adalah mengenai CAL.


Server digunakan untuk menyediakan piranti lunak di dalam jaringan untuk berbagai kebutuhan tertentu misalnya untuk keperluan file dan print sharing. Agar Anda memperoleh hak penggunaan atas piranti lunak yang terdapat di dalam server tersebut secara resmi, maka Anda membutuhkan lisensi yang disebut dengan Client Access License atau CAL. CAL bukan merupakan nama sebuah piranti lunak melainkan suatu lisensi yang memberikan hak bagi seorang pemakai untuk mengakses piranti lunak yang terdapat di dalam Server.

CAL ini biasanya terbagi dua yaitu User CAL dan Device CAL. Terkadang customer bingung dengan perbedaan keduanya, karena selintas tampak sama. Dan terkadang customer juga salah membeli CAL karena tidak terlalu paham fungsi keduanya.

Dengan membeli User CAL, maka perusahaan membeli CAL untuk setiap user yang akan akses ke server untuk menggunakan servicenya seperti file storage atau print, tidak tergantung dengan jumlah device yang mereka gunakan untuk mengaksesnya. Pembelian User CAL ini cocok untuk perusahaan yang memiliki user dengan kebutuhan roaming access ke network perusahaan menggunakan multiple device, atau dari unknown device, atau memiliki banyak device di perusahaan.

Sedangkan dengan membeli Device CAL, maka perusahaan membeli CAL untuk setiap device yang akses ke server, tidak tergantung dengan jumlah user yang menggunakan device tersebut. Device CAL akan lebih ekonomis jika user di perusahaan itu kerja dengan sharing device, untuk contohnya adalah karyawan yang kerja shift. Karena devicenya mereka gunakan bersama, sehingga pembelian CAL lebih tepat jika memakai Device CAL.

Atau jika penjelasan ini kurang lengkap, ada pembahasannya di Client Access Licenses and Management Licenses
Dan untuk perhitungan license yang tepat untuk perusahaan, kita bisa menggunakan CAL Decision Tool 
Dalam link tersebut, kita hanya perlu mengisi jumlah user di perusahaan dan memasukan jenis license yang saat ini digunakan di perusahaan. Bahkan jika kita tidak tahu jenisnya, di akhir result akan disimpulkan jenis CAL mana yang sesuai dengan kriteria perusahaan kita.

Semoga artikel ini bermanfaat.
Selamat akhir pekan! :) 
Mereka bilang hari ini hari ayah.
Haruskah ku katakan padamu kata "selamat"?
Ah tentu saja tidak cukup.
As your little princess, papa selalu membangunkanku setiap pagi dengan senandung kecil. Meledekku yang masih mengucek mata karena kantuk melanda. Menggelitikiku jika isengmu kumat. Bahkan pernah menyemprotku dengan semprot tanaman hanya agar aku terbangun.
As your little princess, papa selalu ingin aku menjadi anak pandai. Seringkali di pagi hari, aku terbangun menemukan info terbaru mengenai dunia yang kau print saat kerja shift malam. Seringkali kau sengaja menonton berita agar setidaknya aku mendengar dan melihat bagaimana dunia diluar sana.
As your little princess, papa selalu mengharapkan yang terbaik untukku. Soal lelaki, wuih jangan tanya, engkau pasti menyeleksi ketat orangnya. Bahkan pernah kudengar engkau akan mengetes lelaki beruntung tersebut dengan mengaji. Tujuannya tentu saja agar bisa menuntunku, sepertimu. Agar bisa mengajakku dalam kebaikan akhirat, tidak hanya dunia.
As your little princess, papa selalu mendukungku apapun yang terjadi. Saat aku belum kerja, papa mengijinkanku untuk mendaftar dimanapun tempat yang aku suka. Saat aku kerja tetapi begitu menyita waktu, papa menyarankan untuk mencari yang lebih baik. Saat aku ingin kuliah di Bandung, jauh darimu, engkaupun mendukungku. "Karena universitas itu lebih jelas ada masa depannya", katamu saat itu.
As your little princess, papa selalu memanjakanku padahal aku anak pertama. Aku satu-satunya princessmu. Selain ratu lebah tentunya, yaitu mama. Kedua adikku semuanya lelaki sehingga mungkin kau memanjakanku dengan tidak membelikanku boneka. Karena menurutmu anak yang suka manjat pohon sepertiku lebih layak dibelikan buku. Tentu saja karena kau tahu aku suka menulis. Aku cinta membaca. Pernah sekali waktu kau belikanku boneka, langsung yang paling besar. Senyum simpul pun mengembang sempurna dari wajahku.
As your little princess, papa selalu melindungiku. Aku yang suka nakal pulang dari Bandung tengah malam, dan kau setia menjemputku di terminal. Atau sms singkatmu yang mengatakan hati-hati jangan lupa sholat. Ah betapa beruntungnya aku masih bersamamu. Betapa sayangnya aku bisa menjadi putrimu. Betapa bersyukurnya aku masih bisa mencoba membalas
Oleh karena itu, kurasa kata "selamat hari ayah" saja tidak cukup ku tulis. Tidak akan cukup untuk ku ucapkan. Sama halnya dengan hari ibu. Bagiku, dengan atau tanpa hari tersebut, aku tetap mencintaimu. Dengan atau tanpa hari itu, aku bangga menjadi putrimu.

With love,
Your little princess...

Woaaah selamat pagi. Saat ini saya lagi berdiri di bus 157 tetapi gatel mau nulis. Jadi yaa kalau ada typo-typo dikit gapapa lah yaaa~
Terhitung sejak 2 Juni 2014 saya sudah menjadi employe lagi. Yeaaay. Meskipun nyebrang haluan yang sebenernya ga begitu nyusahin juga sih. Soalnya sekarang aku di perusahaan IT. Haha untuk orang yang mengenal saya dengan baik pasti bilangnya aku emang terjerat dunia IT (setelah beberapa kali bersinggungan dengan anak ITnya tentu saja).
Terjun ke dunia IT, saya merasa familiar sekaligus ga familiar sama sekali. Istilahnya, nama produknya, jaringannya, jenis-jenisnya, dan sebagainya. Saya perlu belajar lebih banyak lagi. Saya harus cepet bisa. Karena saya nantinya jadi spv. Aahh iya saya di divisi security & storage. Berkubang dengan antivirus, backup, encryption, dan sodara-sodaranya, hihi.
Hari pertama, saya keliling dan mengenalkan diri ke semua orang. Yaa ga semua juga sih. Soalnya saya ga ke lantai 4 bagian ITnya. Saat itu juga saya punya kenalan Teh Amel, divisi spv marketing. Kita harus siap untuk customer. Kita harus siap untuk perusahaan. Belum apa-apa kami merasa apa yang kami pelajarin 50%nya mental hihi. Hari kedua saya udah berbaur. Mendekati orang-orang yang selantai sama saya. Yang jualan, saya beli barangnya. Yang main game, saya nimbrung di gamenya. Yang pernah ke Bandung, saya ajak ngobrol tentang kota cantik itu. Beberapa cara yang penting saya mengenal mereka. Bahkan saya menemukan dua orang yang bisa satu bus sama saya untuk pulang. Dan tadaaaa. Hari ketiga ini exam saya atas nama nama productnya. Semoga nanti saya bisa huhu.
Ditempat kerja yang sekarang asyik. Asuransi ada. Tenggang rasa beragama juga ada. Punya waktu buat beribadah. Pakaian yang penting sopan. Uang transport+makan juga tersedia. Dan office hour ayeeaay. Bagi kalian mungkin biasa. Tetapi diduniaku office hour itu like a dream. Apalagi sebenernya passion saya di bagian serving best for the best. Saya lebih suka yang menghadapi customer langsung. Saya lebih suka yang banyak tantangannya. Karena saya ingin cepat berkembang. Saya merasa bahwa dengan tantangan lah kita bisa tergerak untuk kreatif tegas dan tanggap. Waduh pagi-pagi udah berat aja bahasanya.
Rupanya menulis saat berdiri dibelakang supir bus dengan kondisi melaju seru juga. Untung ga nyungsep atau hapenya jatuh pas ngerem. Bahaya kalau gitu haha. See yaa my blog. Seneng rasanya bisa ngisi blog ini ♥
With love
Marya Ulfah Arrossi, S.Par
(Nama baru mentang-mentang abis wisuda)

Sekarang mungkin aku bukan apa-apa. Masih dipandang sebelah mata. Lima atau sepuluh tahun lagi orang-orang akan lupa. Bukan seseorang yang menjadi pahlawan. Bukan pula seseorang yang menjadi jutawan.
Berbekal impian. Berpegang harapan. Selalu berusaha disamping berdoa. Aku perlu menjadi seseorang. Tidak perlu dikenang tetapi pernah meninggalkan kesan. Tidak perlu dipuja tetapi pernah ada untuk orang yang membutuhkan.
Aku hanya ingin berguna. Tidak hidup dalam sia-sia. Aku hanya ingin mereka memaafkanku untuk semua kesalahanku. Aku tidak sempurna tetapi bukan berarti aku tak mau berusaha. Aku akan lakukan yang terbaik. Untuk selalu memperbaiki diri. Untuk selalu belajar. Untuk menjadi seseorang.
Tunggu aku.
Tapi jangan hanya melihat hasil upayaku.
Lihat prosesku.
Lihat bagaimana aku jatuh bukan hanya saat aku mengibarkan bendera kemenangan.
Lihat bagaimana aku menangis bukan hanya saat aku tertawa.
Lihat aku dan perjalananku menjadi seseorang yang lebih baik lagi dari saat ini ♡

Hai blogger.
Kali ini saya mau membahas tips menjawab wawancara. Agak aneh ya saya angkat topik ini sedangkan saya malah lagi nganggur, hihi. Tapi gini-gini saya punya pengalaman wawancarain orang. Berikut hal yang harus diperhatikan selain pakai baju formal dan parfum secukupnya :p
  • Pastikan punya jawaban yang baik saat ditanyakan mengapa memilih pekerjaan tersebut, karena akan disangkut-pautkan dengan pendidikan maupun pengalaman yang Anda punya. Ditahap ini pewawancara akan memperhatikan potensi dan minat Anda. Love your job, but don't love your company, begitu ceuk batur mah hihi.
  • Pastikan bahwa Anda tahu dengan baik 5 kelebihan dan 5 kekurangan Anda dalam kemampuan maupun sehari-hari. Dari kelebihan yang Anda punya, bagaimana Anda mengenalinya juga mengelolanya agar terasah semakin baik, agar semakin bermanfaat. Sedangkan dari kekurangan yang dipunyai bagaimana Anda meminimalisirnya dan mengubahnya agar tidak mengganggu keseharian Anda.
  • Kemudian Anda akan dilihat apakah tepat ditempatkan back office (yang tidak berhubungan langsung dengan customer/orang lain) atau di frontliner (yang berhubungan dengan customer/orang lain). Hal ini untuk memastikan bahwa Anda bukan seseorang yang memilih frontliner namun seringkali gugup untuk berhadapan dengan orang lain. Maka tahap ini berguna agar Anda memilih tempat yang sesuai dengan karakter Anda.
  • Sebaiknya Anda bisa mengenali diri Anda bisa bekerja dalam team atau individu. Karena ada beberapa pekerjaan yang memerlukan kerjasama team, ada juga yang butuh fokus kerja indivdual. Bisa juga kedua hal itu imbang, memerlukan kerjasama team sekaligus fokus diri. Semua terserah Anda. Kenali dengan baik diri Anda sehingga dapat mengetahui tipe seperti apa yang cocok dengan Anda.
  • Pastikan Anda menjawab pertanyaan dengan tegas, singkat dan jelas. Karena saat saya dulu interview orang lain, saya menilai caranya berpakaian, caranya menjawab, caranya melakukan kontak mata dengan saya, ataupun sikapnya selama interview. Hal ini ada poin tersendirinya dalam penilaian saya. Yang saya cantumkan dalam note kecil untuk disampaikan kepada HRD nantinya.
  • Dan Anda pasti dilihat bagaimana willing to learn, to innovative, and to be creative. Semua akan bertujuan pada bagaimana Anda pandai menampilkan sisi positif yang dimiliki dengan pertanggung jawaban yang sesuai. 
  • Terakhir namun bukan berarti semua berakhir, selamat "menjual diri" Anda di perusahaan yang Anda inginkan. Selalu positif dan berusaha sebaik mungkin. Good luck...
Sekian aja sih tipsnya. Bukan patokan mutlak loh yaaaa. Tapi sebagian besar sik begitu. Disadari atau engga, biasanya kita terlalu gugup untuk menjawab pertanyaan yang sebenarnya mudah. So, persiapkan semua dengan baik dan tenangkan diri. Seimbangkan doa dengan usaha :)
Selamat malam...

Nemu gambar di Pathnya Adina a.k.a Nay tulisannya persahabatan bagai kempompong, kadang kepo kadang rempong!
Kalau dipikir-pikir bener juga sik. Kadang kepo bersama. Kadang rempong bersama. Tapiii kalau kita yang dikepoin dan dirempongin?
Aku baru aja ngerasain nih. Dirempongin temen sendiri. Kadang mau banget bilang, "Ngapain lu ribet sama hidup gue, kan gue yang jalanin." Rasanya gimanaaa gitu kan. Kita pemeran utamanya, kenapa mereka yang sibuk hafalin naskah. Kita yang akan melakoni peran, kenapa mereka yang ngatur skenarionya.
Sore kemarin, aku menjelma jadi makhluk rempong juga. Mempublish obrolan grupnya orang lain di akunku. Mereka ga sebut nama, tapi aku tau siapa yang mereka maksud. Yaitu Aku. Jadi aku carikan alasan untuk mereka bisa leluasa ngomongin aku karena aku memang salah melakukan perbuatan tercela. Jadi mereka ga usah nyari topik karena aku yang ngasih mereka topiknya. Perbuatanku.
Jika mereka jeli, mereka harusnya tau, aku ga ngusik mereka. Mereka duluan yang mengusikku. Aku ga ada urusan sama mereka. Mereka duluan yang mencampuri urusanku. Jadi karena aku sudah mengusik dan mencampuri obrolan mereka maka aku tak akan syok lagi jika mereka memilih untuk bisik-bisik.
Pemikiranku dan tindakanku salah. Iya aku tahu. Tetapi apalah artinya manis didepan ngebusuk dibelakang. Lebih baik semua orang di akunku lihat bahwa inilah aku yang membusuk. Dan bersyukurlah atas hilangnya seluruh kontak hapeku makanya kupilih kekejaman cyber world.
Salam hangat
New little bastard -Marya-