Kepompong, kepo dan rempong

Nemu gambar di Pathnya Adina a.k.a Nay tulisannya persahabatan bagai kempompong, kadang kepo kadang rempong!
Kalau dipikir-pikir bener juga sik. Kadang kepo bersama. Kadang rempong bersama. Tapiii kalau kita yang dikepoin dan dirempongin?
Aku baru aja ngerasain nih. Dirempongin temen sendiri. Kadang mau banget bilang, "Ngapain lu ribet sama hidup gue, kan gue yang jalanin." Rasanya gimanaaa gitu kan. Kita pemeran utamanya, kenapa mereka yang sibuk hafalin naskah. Kita yang akan melakoni peran, kenapa mereka yang ngatur skenarionya.
Sore kemarin, aku menjelma jadi makhluk rempong juga. Mempublish obrolan grupnya orang lain di akunku. Mereka ga sebut nama, tapi aku tau siapa yang mereka maksud. Yaitu Aku. Jadi aku carikan alasan untuk mereka bisa leluasa ngomongin aku karena aku memang salah melakukan perbuatan tercela. Jadi mereka ga usah nyari topik karena aku yang ngasih mereka topiknya. Perbuatanku.
Jika mereka jeli, mereka harusnya tau, aku ga ngusik mereka. Mereka duluan yang mengusikku. Aku ga ada urusan sama mereka. Mereka duluan yang mencampuri urusanku. Jadi karena aku sudah mengusik dan mencampuri obrolan mereka maka aku tak akan syok lagi jika mereka memilih untuk bisik-bisik.
Pemikiranku dan tindakanku salah. Iya aku tahu. Tetapi apalah artinya manis didepan ngebusuk dibelakang. Lebih baik semua orang di akunku lihat bahwa inilah aku yang membusuk. Dan bersyukurlah atas hilangnya seluruh kontak hapeku makanya kupilih kekejaman cyber world.
Salam hangat
New little bastard -Marya-

0 komentar:

Posting Komentar